Klorida (Chlorides)
Ion klorida mempunyai kemampuan untuk penetrasi kedalam beton dan
merusak lapisan pasif dipermukaan baja dan logam. Ion klorida bisa
berasal dari lingkungan eksternal, misalnya air laut atau proses
hyrolysis auto katalisis dari bahan logam itu sendiri yang menyebabkan baja terkorosi.
A. Pengenalan Serangan Klorida
Ion klorida mempunyai kemampuan untuk penetrasi kedalam beton dan
merusak lapisan pasif dipermukaan baja dan logam. Ion klorida bisa
berasal dari lingkungan eksternal, misalnya air laut atau proses
hyrolysis auto katalisis dari bahan logam itu sendiri yang menyebabkan baja terkorosi.
Ion klorida menimbulkan korosi pada tulangan beton dan relatif tidak
menyebabkan kerusakan pada material betonnya sendiri sehingga kita tidak
tahu kalau beton kita dalam bahaya. Ion klorida menyerang lapisan
pasif, Korosi yang disebabkan klorida diawali dengan pembetukan
lubang-lubang di lokasi-lokasi dimana lapisan pasifnya hancur.
B. Proses Korosi Akibat Ion Klorida
Sekali lapisan/lembaran pasif hancur, maka
daerah/wilayah korosi kemudian akan mulai muncul pada permukaan baja.
Reaksi-reaksi kimia korosinya muncul entah karena serangan klorida
ataupun karena karbonasi. Saat baja pada beton terkorosi, maka baja
tersebut larut ke dalam air pori dan melepaskan elektron:
Reaksi anodik:
Ion Fe positif akan bereaksi dengan ion klorida
membentuk komponen besi klorida (FeCl2). Komponen besi klorida (FeCl2)
yangterlarut dalam air pori beton akanmeningkatkan keasaman
lingkunganlubang korosi karena akan menurunkannilai pH beton, dan ini
akan mengakibatkan oksidasi lebih jauh dari besi tulangan.
Reaksi anodik dan katodik merupakan langkah
pertama pada proses pembentukan korosi. Namun, sebagian dari
reaksi-reaksi tersebut merupakan hal yang kritis dalam rangka pemahaman
korosi dan digunakan secara luas dalam setiap diskusi korosi dan
pencegahan korosi baja pada beton.
Ion klorida tidak menyerang beton, tapi dia
berdifusi melalui beton menuju tulangan. Ion klorida akan menempel pada
permukaan tulangan dan memulai reaksi dengan ion yang ada pada
tulangan, lalu terjadilah korosi sehingga tulangan menjadi berkarat.
C. Gejala Awal
1. Pembetukan lubang-lubang di lokasi-lokasi dimana lapisan pasifnya hancur
2. Pembentukan lubang-lubang di lokasi-lokasi dimana tulangannya telah di devasipasi.
D. Korosi Pitting
Korosi sumuran (pitting corrosion), korosi ini terjadi akibat adanya sistem anoda pada logam, dimana daerah tersebut terdapat konsentrasi ion Cl–yang
tinggi. Korosi pitting merupakan serangan korosiyang paling berbahaya
untuk tulangan,karena keberadaan daerah anoda yang amat aktif dan
terlokalisasi yangdikombinasi dengan daerah katoda yangluas serta proses
korosinya yang selfcatalysis , akan menyebabkan reduksi yangcepat dari
luas penampang tulangan,seringkali tanpa adanya indikasi kerusakanyang
tampak pada permukaan beton.
Faktor Penyebab Korosi Pitting :
1. Adanya cacat sejak pembuatan logam
2. Adanya elektrolit yang diam di logam
3. Adanya garam-garam klorida pengoksidasi yang larut dalam lingkungan pada logam.
4. Faktor metalurgis seperti sensitisasi seperti baja tahan karat austenitic
5. Perlakuan dingin yang dapat menambah kemungkinan terjadinya korosi pitting.
D. Masa Umur Layan
1. Pengertian
Yaitu perioda saat struktur dapat memenuhi fungsi
strukturalna, misalnya 50 tahun. Tapi biasanya struktur hanya dapat
memenuhi fungsinya setengah periode dari yang diperkirakan
2. Kebutuhan untuk memprediksi umur layan yang akurat didasarkan pada
- Struktur beton bertulang di lingkungan laut umumnya hanya memiliki umur layan setengah kali dari umur layan prediksinya
- Biaya rehabilitasi struktur beton bertulang akibat kerusakan korosi amat tinggi
- Prediksi dari proses penetrasi ion klorida kedalam beton.
3. Faktor utama
- Koefisien difusi ion klorida
- Jumlah konsentrasi klorida
E. Kerusakan Struktur Beton dalam Buku Tuuti tahun 1982
1. Mekanisme kerusakan struktur beton yang diakibatkan oleh korosi baja tulangan
- Terdapat tulangan pasif pada lingkungan beton yang basa dimana laju korosinya dapat diabaikan
- Saat perioda inisiasi jika terjadi penetrasi ion
klorida maka ion klorida akan lebih besar dari nilai ambang. Jika
terjadi karbonansi, air pori beton akan memiliki pH < 11,5
- Saat ditambah air dan oksigen, ion klorida akan
menyebabkan korosi pitting dan tulangan kehilangan luas penampang.
Sedangkan Karbonansi akan menyebabkan pembentukan karat dan spalling.
2. Pemodelan kerusakan korosi dan umur layan dari struktur beton bertulang
* MODEL BEBAS KOROSI : Penentuan umur layan didasarkan pada ketentuan tidak
boleh ada korosi
* MODEL KERUSAKAN KOROSI YANG MASIH DITERIMA : Penentuan
umur layan didasarkan pada ketentuan boleh ada korosi namun masih pada
batas yang bisanditerima
*MODEL KERUSAKAN AKHIR : Penentuan umur layan didasarkan pada kondisi ultimate dari struktur (runtuh).
3. Perioda
* Perioda Inisiasi
Dimulai dari saat klorida melakukan penetrasi
melalui selimut beton sampai ketika konsentrasinya di permukaan tulangan
mencapai nilai ambang batas tertentu (treshold value) yang menyebabkan
terjadinya depasivasi tulangan
* Perioda propagasi
Dimulai ketika tulangan yang sudah mengalami
depasivasi mengalami kerusakan korosi lebih jauh lagi sampai akhirnya
beton mengalami retak-retak dan spalling yang mengindikasikan kerusakan
korosi yang sudah parah.
F. Selimut Beton
1. Pengertian
Selimut beton merupakan komposit
dari semen portland (campuran kalsium silikat dan kalsium aluminat),
pasir, dan campuran-campuran lainnya. Selimut beton berfungsi seperti
lapisan coating yang memberikan proteksi yang sangat baik pada baja
tulangan. Selain itu, campuran semen portland dengan air akan
menghasilkan kalsium silikat hidrat dan kalsium hidroksida yang
bersifat basa dengan pH berkisar antara 13-13,5. Kondisi pori beton yang
bersifat basa ini akan membuat baja dalam kondisi pasif (terbentuk
lapisan pasif yang protektif) dan tidak terkorosi
Ketahanan terhadap korosi yang dihasilkan selimut
beton akan tetap terjaga selama selimut beton dapat menahan masuknya
udara dan air. Apabila selimut beton terlalu tipis atau terlalu berpori,
kerusakan akibat korosi akan terjadi karena penetrasi air yang
mengandung oksigen terlarut melalui pori beton. Masuknya oksigen
terlarut ini akan memicu terjadinya rangkaian sel elektrokimia yang
menyebabkan terjadinya korosi.
2. Mekanisme Penetrasi Klorida melalui selimut beton
Klorida terlarut merupakan penyebab
utama terjadinya korosi dalam selimut beton. Ion klorida dapat berasal
dari penetrasi air laut, atau dapat juga berasal dari air dan pasir yang
digunakan dalam campuran selimut beton. Adanya ion klorida yang
bersifat agresif akan membentuk senyawa asam dan bereaksi dengan selaput
pasif yang bersifat basa, sehingga selaput pasif akan rusak dan
baja tulangan akan terkorosi. Korosi akibat penetrasi ion klorida
umumnya terjadi secara setempat (pitting corrosion).
* Pada Zona terendam : Terjadi difusi
* Pada Zona Pasang surut dan splash : Terjadi Gaya Kapiler, permeasi dan difusi
G. Hukum Kedua Fick
Rumusnya :
Keterangan :
C = konsentrasi klorida yang merupakan fungsi dari jarak x dari permukaan, pada waktu t {C(x,t)}
Dc = koefisien difusi (m2/detik).
1. Solusi Persamaan Difusi Fick untuk struktur beton pada zona terendamdan zona pasang surut
Nilai konsentrasi ion klorida dianggap konstan
Cs : konsentrasi klorida permukaan
D : koefisien difusi
x : jarak kedalaman dari permukaan yang terekspos
2. Solusi Persamaan Difusi Fick untuk struktur beton pada zona splash
A : nilai laju pelekatan ion klorida pada permukaan beton
H. Nilai Ambang untuk Konsentrasi Klorida
1. Faktor yang mempengaruhi nilai ambang bata
* Kualitas beton, melimputi jenis semen, perbandingan air semen, transport zat cair dalam beton.
* Kondisi lingkungan dan pembebanan, misalnya apakah
struktur terletak pada zona splash atau terletak pada lokasi yang selalu
terendam dan temperatur.
2. Nilai ambang batas klorida
* 0,2% berat semen >> lingkungan laut splash
* 0,4% berat semen >> lingkungan yang tidak terlalu agresif
I. Sumber Klorida
* Pada proses pencampuran, ditambahkan kedalam beton, yang menggunakan:
- Air laut sebagai air campuran
- Akselerator yang mengandung klorida
- Agregat yang terkontaminasi klorida
- Pada beton yang sudah mengeras, mekanismenya melalui difusi, disebabkan:
- Penggunaan garam pengencer
- Pembasahan dan pengeringan air laut
- Penggunaan bahan kimia yang mengandung klorida
* Pada beton yang sudah mengeras, mekanismenya melalui difusi, disebabkan:
- Penggunaan garam pengencer
- Pembasahan dan pengeringan air laut
- Penggunaan bahan kimia yang mengandung klorida
* Klorida terdapat pada beton dalam bentuk-bentu kberikut:
- Ion klorida bebas dalam larutan air pori
- Terikat secara kimiawi dengan produk hidrasi semen
- Terserap secara fisik kedalam gel semen sebagai klorida terikat
Hanya klorida bebas yang dapat menyebabkan
terjadinya korosi. Klorida yang terikat tidak akan menimbulkan korosi
sampai klorida tsb larut dalam air pori dan menjadi klorida bebas.#Yuk berbagi ilmu dengan niat karena Allah
#YolaKL15516023
id line : yola_yla
ig : @yolasans
http://aisyahdlkl15.blogspot.co.id/2016/10/serangan-klorida.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar